Perencanaan
dan instruksi learner- centered
Prinsip
Learner- centered
Instruksi
dan perencanaan learner-centered adalah pada sista, bukan guru. Presepsi murid
terhadap lingkungan pembelajaran yang positif dan hubungan interpersonal dengan
guru merupakan faktor yang paling penting yang memperkuat motivasi dan prestasi
belajar (McCombs, 2001: McCombs & Quiat, 2001).
Learner-centered
principles work grup (1997) percaya bahwa selama dekade yang lalu riset
psikologi yang relevan dengan pendidikan telah memberikan banyak informasi, dan
meningkatkan pemahaman kita tentang aspek kognitif, emosional, dan kontekstual
dari pembelajaran. Prinsip ini dikembangkan oleh gugus tugas American
psycological (APA) yang diklasifikasikan berdasarkan empat faktor: kognitif dan
metakognitif, motivasional dan emosional, perkembangan dan sosial, dan
perbedaan individual.
Faktor kognitif dan metakognitif
Ada
enam prinsip, yakni proses pembelajaran, tujuan proses pembelajaran .
konstruksi pengetahuan, pemikiran strategis, metakognisi, dan konteks
pembelajaran.
1.
Sifat proses pembelajaran.
pembelajaran subjek
materi yang kompleks akan sangat efektif jika dilakukan dengan melalui proses
pengkonstruksian makna dari informasi dan pengalaman. Pelajar yang sukses
adalah pelajar yang punya tujuan, dan mampu mengatur diri sendiri.
2. Tujuan
proses pembelajaran
Murid perlu menciptakan
dan mengejar tujuan yang relevan secara personal yang bisa menyukseskan si
pelajar. Pada mulanya, murid mungkin membuat tujuan pembelajaran jangka pendek,
dan mungkin cukup mempelajari dasar-dasar saja.
3. Konstruksi pengetahuan.
Pelajar yang sukses
bisa menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya
dengan csra mengandung makna tertentu. Pengetahuan akan bertambah luas dan
makin mendalam jika murid terus membangun hubungan antara informai baru dengan
pengalaman dalam pengetahuan mereka yang sudah ada.
4. Pemikian strategis
Pelajar yang sukses
dapat menciptakan dan menggunakan berbagai strategi pemikiran dan penalaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Mereka terus-menerus mengembangkan
keterampilan strategis mereka dengan medalami ulang strategis yang sukses,
dengan menerima petunjuk dan tanggapan (feedback), dan dengan menggunakan
observasi atau berinteraksi dengan model yang tepat. Hasil murid akan bertambah
baik apabila guru membantu murid meningkatkan dan mengembangkan strategi
mereka.
5.
Memikirkan
tentang pemikiran (metakognisi).
Pelajar yang sukses
adalah pelajar yang metakognitif. Mereka merenungkan cara mereka belajar dan
berfikir, menentukan tujuan pembelajaran yang reasonable, memilih strategi yang tepat, dan memantau kemajuan
mereka dalam meuju tujuan pembelajaran. Selain itu, pelajar yang sukses tau apa
yang harus dilakukan jika muncul masalah atau mereka tidak membuat kemajuan
yang berarti menuju ke tujuan pembelajaran.
6.
Konteks
pembelajaran
Pembelajaran tidak
terjadi di ruang hampa. Pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan
seperti kultur, teknologi, dan praktik pembelajaran. Guru memainkan peran
penting daalam pembelajaran anak. Kultus bisa banyak mempengaruhi banyak aspek
pembelajaran dan pendidikan, seperti motivasi, proses belajar, dan cara
berfikir. Teknologi dan praktik intruksional harus di sesuaikan dengan tinkat
pengetahuan, kemampuan dan strategi pembelajaran anak.
Faktor
motivasi dan emosional
Motivasi dan emosi
aadalah aspek penting dalam pembelajaran, dan dideskripsikan dalam dua prinsip learner-centered.
7.
Pengaruh
motivasi dan emosi terhadap pembelajaran.
Keyakinan san
ekspektasi pelajar dapat memperkuat atau melemahkan kualitas pemikiran dan
pemrosesan informasi pelajar.
8.
Motivasi
intrinsik untuk belajar.
Motivasi intrinsik
adalah motivasi dari diri sendiri (self-determined).
Rasa ingin tau, pemikiran mendalam, dan kreativitas adalah indikator yang
baik dari motivasi intrinsik anak untuk belajar.
9.
Efek
motivasi terhadap usaha
Usaha adalah aspek
penting dari motivasi untuk belajar. Pembelajaran yang efektif membutuhkan
banyak waktu, energi, dan ketekunan. Pembelajaran anak akan membaik jika guru
mendorong usaha anak dan ketekunan anak pada tugas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar