MOTIVASI
Apa itu Motivasi?
Motivasi
adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya,
perilaku termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan
lama.
Perspektif
tentang motivasi
Perspektif
psikologis menjelaskan motivasi dengan cara ng berbeda berdasarkan perspektif
yang berbeda pula. Terdapat empat perspektif : behavioral, humanistik,
kognitif, dan sosial.
Perspektif behvioral
Perspektif
behavioristik menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam
menentukan motivasi siswa. Intensif
adalah kejadian atau stimulipositif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku
siswa. Pendukung penggunaan intensif menekankan bahwa intensif dapat menambah
minat atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan perhatian pada perilaku
yang tepat dan menjauhkan mereka dari perilaku dari perilaku yang tepat (Emmer
dkk,2000).
Intensif
yang dipakai guru dikelas antara lain nilai yang baik, yang memberikan indikasi
tentang kualitas pekerjaan murid, dan tanda bintang atau pujian jika mereka
menyelesaikan sesuatu dengan baik.
Perspektif humanistik
prinsip
ini menekankan bahwa kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian,
kebebasan, untuk memilih nasib mereka. Dan kualitas positif (seperti peka
terhadap orang lain). Perspektif ini berkaitan erat dengan pandangan Abraham
Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memenuhi
kebutuhan yang lebih tinggi lagi. Menurut hierarki
kebutuhan Maslow, kebutuhan individual harus dipuaskan berdasarkan berikut
:
Ø Fisiologis: lapar,
haus, tidur
Ø
Keamanan (safety): bertahan hidup, seperti perlindungan dari perang dan
kejahatan.
Ø
Cinta
dan rasa memiliki: keamanan (security), kasih sayang, dan perhatian dari orang lain.
Ø
Harga diri: menghargai diri sendiri.
Ø Aktualisasi
diri: realisasi potensi diri
Perspektif kognitif
Menurut
perspektif kognitif, pemikiran murid akan memandu motivasi mereka. Belakangan
ini muncul minat besar pada motivasi menurut perspektif kognitif (pintrich
& schunk, 2002). Minat ini berfokus pada ide-ide seperti motivasi internal
murid untuk menggapai sesuatu, atribusi mereka (persepsi tentang sebab-sebab
kesuksesan dan kegagalan, terutama persepsi bahwa usaha adalah faktor penting
dalam prestasi), dan keyakinan mereka bahwa mereka dpat mengkontrol lingkungan
mereka secara efektif. Perspektif kognitif juga menekankan arti penting dari
penentuan tujuan, perancanaan dan monitoring
kemajuan menuju suatu tujuan (Schunk & Ertner:;Zimmerman & Schunk,
2001).
Perspektif
kognitif tentang motivasi sesuai dengan gagasan R.W. White (1959), yang
mengusulkan konsep motivasi kompetensi, yakni
idebahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif,
menguasai dunia meraka, dan memproses informasi secara efisien. White
mengatakan bahwa orang melakukan hal-hal tersebut bukan karena kebutuhan
biologis,tetapi karea orang punya motivasi inrernal untuk berinteraksi dengan
lingkungan secara efektif.
Perspektif sosial
Kebutuhan afiliasi atau
keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan
orang lain secara aman. Ini membutuhkan pembentukan, pemeliharaan dan pemulihan
hubungan personal yang sangat hangan dan akrab. Kebutuhan afiliasi murid
tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan
dekat, keterkaitan mereka dengan orang tua, keinginan untuk menjalin hubungan
positif dengan guru.
Murid
sekolah yang punya hubungan yang penuh perhatian dan suportif biasanya memiliki
sikap akademik dan positif dan lebih senang bersekolah (Barker, 1999 ; Stipek,
2002). Dalam sebuah studi berskala luas, salah satu faktor terpenting dalam
motivasi dan prestasi murid dalah persepsi mereka mengenai apakah hubungan
mereka dengan guru bersifat positif atau tidak (Mccombs, 2001; Mccombs &
Quiat, 2001). Dalam studi lain, nilai matematika meningkat di kalangan murid
sekolah apabila mereka punya guru yang mereka anggap sangat suportif (Eccles,
1993).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar