Sabtu, 01 April 2017

PSIKOLOGI PENDIDIKAN



MOTIVASI
Apa itu Motivasi?
Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.

Perspektif tentang motivasi
Perspektif psikologis menjelaskan motivasi dengan cara ng berbeda berdasarkan perspektif yang berbeda pula. Terdapat empat perspektif : behavioral, humanistik, kognitif, dan sosial.

Perspektif behvioral
Perspektif behavioristik menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi siswa. Intensif adalah kejadian atau stimulipositif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku siswa. Pendukung penggunaan intensif menekankan bahwa intensif dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat dan menjauhkan mereka dari perilaku dari perilaku yang tepat (Emmer dkk,2000).
Intensif yang dipakai guru dikelas antara lain nilai yang baik, yang memberikan indikasi tentang kualitas pekerjaan murid, dan tanda bintang atau pujian jika mereka menyelesaikan sesuatu dengan baik.

Perspektif humanistik
prinsip ini menekankan bahwa kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan, untuk memilih nasib mereka. Dan kualitas positif (seperti peka terhadap orang lain). Perspektif ini berkaitan erat dengan pandangan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi lagi. Menurut hierarki kebutuhan Maslow, kebutuhan individual harus dipuaskan berdasarkan berikut :

Ø  Fisiologis: lapar, haus, tidur
Ø  Keamanan (safety): bertahan hidup, seperti perlindungan dari perang dan kejahatan.
Ø  Cinta dan rasa memiliki: keamanan (security), kasih sayang, dan perhatian dari orang lain.
Ø  Harga diri: menghargai diri sendiri.
Ø  Aktualisasi diri: realisasi potensi diri

Perspektif kognitif
Menurut perspektif kognitif, pemikiran murid akan memandu motivasi mereka. Belakangan ini muncul minat besar pada motivasi menurut perspektif kognitif (pintrich & schunk, 2002). Minat ini berfokus pada ide-ide seperti motivasi internal murid untuk menggapai sesuatu, atribusi mereka (persepsi tentang sebab-sebab kesuksesan dan kegagalan, terutama persepsi bahwa usaha adalah faktor penting dalam prestasi), dan keyakinan mereka bahwa mereka dpat mengkontrol lingkungan mereka secara efektif. Perspektif kognitif juga menekankan arti penting dari penentuan tujuan, perancanaan dan monitoring kemajuan menuju suatu tujuan (Schunk & Ertner:;Zimmerman & Schunk, 2001).
Perspektif kognitif tentang motivasi sesuai dengan gagasan R.W. White (1959), yang mengusulkan konsep motivasi kompetensi, yakni idebahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia meraka, dan memproses informasi secara efisien. White mengatakan bahwa orang melakukan hal-hal tersebut bukan karena kebutuhan biologis,tetapi karea orang punya motivasi inrernal untuk berinteraksi dengan lingkungan secara efektif.

Perspektif sosial
Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Ini membutuhkan pembentukan, pemeliharaan dan pemulihan hubungan personal yang sangat hangan dan akrab. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan dekat, keterkaitan mereka dengan orang tua, keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru.
Murid sekolah yang punya hubungan yang penuh perhatian dan suportif biasanya memiliki sikap akademik dan positif dan lebih senang bersekolah (Barker, 1999 ; Stipek, 2002). Dalam sebuah studi berskala luas, salah satu faktor terpenting dalam motivasi dan prestasi murid dalah persepsi mereka mengenai apakah hubungan mereka dengan guru bersifat positif atau tidak (Mccombs, 2001; Mccombs & Quiat, 2001). Dalam studi lain, nilai matematika meningkat di kalangan murid sekolah apabila mereka punya guru yang mereka anggap sangat suportif (Eccles, 1993).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar