Pendidikan adalah proses pertumbuhan
yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar (Whiterington, 1982:10).
Dari pengertian di atas terlihat adanya kaitan yang sangat kuat antara
psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Jadi pembelajaran merupakan
suatu proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan. Namun perlu
diperhatikan bahwa tidak semua orang dapat diperlakukan dengan porsi yang sama.
Dengan adanya perbedaan rentang usia pastinya terdapat daya tampung ilmu yang
berbeda-beda tiap rentangnya. Oleh sebab itu terbentuklah suatu jenjang
pendidikan yang disesuaikan dengan usia dan kapasitasnya masing-masing. Adapun
4 jenjang pendidikan itu sendiri terdiri dari : PG/TK, SD, SMP, dan SMA.
1. MASA KANAK-KANAK AWAL (Pra sekolah 2-4 tahun/TK atau Playgroup 4-5,6 tahun)
Pada masa ini anak-anak memiliki tahap perkembangan dalam pendidikan sebagai berikut :
a) Belajar perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin.
b) Kontak perasaan dengan orang tua, keluarga dan orang lain.
c) Pembentukan pengertian sederhana, meliputi realitas fisik dan realitas sosial.
d) Belajar apa yg benar dan apa yg salah; perkembangan kata hati.
Metode Belajar yang Tepat untuk PG/TK
1. MASA KANAK-KANAK AWAL (Pra sekolah 2-4 tahun/TK atau Playgroup 4-5,6 tahun)
Pada masa ini anak-anak memiliki tahap perkembangan dalam pendidikan sebagai berikut :
a) Belajar perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin.
b) Kontak perasaan dengan orang tua, keluarga dan orang lain.
c) Pembentukan pengertian sederhana, meliputi realitas fisik dan realitas sosial.
d) Belajar apa yg benar dan apa yg salah; perkembangan kata hati.
Metode Belajar yang Tepat untuk PG/TK
Anak-anak pada usia prasekolah
memiliki cirri khas yaitu bermain. Metode pembelajaran melalui bermain adalah
metode belajar yang paling tepat digunakan untuk PG/TK. Bermain merupakan
aktivitas yang positif bagi anak, karena terkandung bermacam-macam fungsi dalam
pengembangan kemampuan fisik, motorik, intelektual, bahasa, emosi, dan sosial.
Untuk mengembangkan stimulasi kreativitas pada anak, tenaga pendidik dapat memberikan waktu luang pada anak. Biarkan anak menggunakan imajinasinya untuk mengeksplorasi dunia kecilnya.
Untuk mengendalikan emosi anak, tenaga pendidik dapat membicarakan ketakutan anak itu, memberinya rasa aman, serta membantu anak dalam mengendalikan emosinya.
Untuk mengendalikan sosial anak, tenaga pendidik dapat melibatkan anak dalam suatu kelompok sehingga anak dapat berinteraksi dengan anak-anak lain, belajar bekerja sama, dan melatih kemampuan sosialnya dalam memahami apa yang benar dan apa yang salah serta memahami sudut pandang orang lain.
Untuk pemahaman gender, tenaga pendidik harus memberikan pendekatan kepada anak tentang perbedaan biologis anak perempuan dengan anak laki-laki.
Untuk mengembangkan stimulasi kreativitas pada anak, tenaga pendidik dapat memberikan waktu luang pada anak. Biarkan anak menggunakan imajinasinya untuk mengeksplorasi dunia kecilnya.
Untuk mengendalikan emosi anak, tenaga pendidik dapat membicarakan ketakutan anak itu, memberinya rasa aman, serta membantu anak dalam mengendalikan emosinya.
Untuk mengendalikan sosial anak, tenaga pendidik dapat melibatkan anak dalam suatu kelompok sehingga anak dapat berinteraksi dengan anak-anak lain, belajar bekerja sama, dan melatih kemampuan sosialnya dalam memahami apa yang benar dan apa yang salah serta memahami sudut pandang orang lain.
Untuk pemahaman gender, tenaga pendidik harus memberikan pendekatan kepada anak tentang perbedaan biologis anak perempuan dengan anak laki-laki.
Strategi pembelajaran untuk anak PG/TK
Tenaga pendidik dapat melakukan hal-hal di bawah ini dalam mengajar anak-anak.
- Belajar melalui bernyanyi, dengan bernyanyi dapat membantu mengembangkan rasa percaya diri pada anak, mengembangkan daya ingat anak, dan kemampuan bahasa anak.
- Belajar melalui bercerita, tenaga pendidik dapat memanfaatkan nilai-nilai positif dari cerita untuk mengembangkan pengetahuan sosial anak, menambah nilai moral dan pengalaman belajar untuk mendengarkan.
2. MASA KANAK-KANAK AKHIR
Metode Belajar Untuk Anak SD (Anak-AnakAkhir)
Berdasarkan perkembangan usia anak-anak akhir tersebut maka kita harus
memilah metode mana saja yang tepat untuk usia 6-11 tahun tersebut, diantaranya
:
- Metode “chungking”
Metode chungking adalah metode yang memudahkan siswa dalam mengingat
sesuatu. Misalnya mengingat sederet kata: sapi, rumput, lapangan, tennis, air,
anjing, danau. Dalam hal ini siswa bisa mempergunakan metode chunking untuk
mengingat kata tersebut, yaitu : “SAPI terlihat makan RUMPUT disamping LAPANGAN
TENIS. Setelah itu ia meminum AIR yang tidak jauh dari ANJING yang sedang
memandang DANAU di seberang.”
Cara yang efektif dalam metode ini adalah banyak bertanya. Apabila guru sudah banyak memberikan instruksi kepada siswa untuk menghafal sesuatu, siswa harus diberi pertanyaan yang banyak terkait dengan materi yang dipelajari. Ini dilakukan untuk mengetahui letak kesulitan siswa dalam menghafal sehingga guru bisa langsung membantu permasalahannya tersebut.
- Metode Belajar Kolaboratif
Metode belajar kolaboratif ini adalah kegiatan belajar dimana siswa SD
dibagi dalam beberapa kelompok dan bekerja sama dalam menyelesaikan masalah
untuk menempuh suatu tujuan. Metode belajar kelompok ini juga bermanfaat dalam
mengasah kemampuan sosial anak, bekerja sama dengan teman yang lain, dan
menjadi pemimpin dalam sebuah kelompok. Metode ini dapat juga mengasah
kemampuan komunikasi komunikatif anak.
- Metode Alat Peraga dan Contoh Konkret
Mengacu pada
Piaget, bahwa anak usia 6-11 tahun berada dalam tahap operasional konkret bahwa
anak akan menangkap objek secara nyata dan benda-benda konkret maka menggunakan
alat peraga dan simbol adalah alat bantu yang baik untuk memahami materi
pembelajaran yang disampaikan guru. Misalnya, dengan mempraktikkan gaya pegas
dengan langsung membawa ketapel, atau menghitung penjumlahan dan
pengurangan dengan sempoa.
3. REMAJA
3. REMAJA
Ciri-ciri Perkembangan Remaja
Perkembangan remaja terlihat dengan ciri-ciri sebagai berikut :
Perkembangan Biologis
Perkembangan Biologis
Perubahan fisik
seperti pubertas merupakan hasil aktifitas hormonal dibawah pengaruh sistem
saraf pusat. Perubahan fisik yang sangat jelas tampak pada pertumbuhan
peningkatan fisik dan pada penampakan serta perkembangan karakteristik seks
sekunder.
Perkembangan Psikologis
Perkembangan Psikologis
Teori psikososial tradisional menganggap bahwa kritis perkembangan pada
masa remaja menghasilkan terbentuknya identitas. Pada masa remaja mereka mulai
melihat dirinya sebagai individu yang lain.
Perkembangan
Kognitif
Berfikir kognitif mencapai puncaknya pada kemampuan berfikir abstrak.
Remaja tidak lagi dibatasi dengan kenyataan dan aktual yang merupakan ciri
periode konkret, remaja juga memerhatikan terhadap kemungkinan tentang hal yang
akan terjadi. Proses berfikir sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika
formal (asosiasi,diferensiasi, komparasi, kausalitas) yang bersifat abstrak,
meskipun relatif terbatas. Kecakapan dasar intelektual menjalani laju
perkembangan yang terpesat dan cepat. Kecakapan dasar khusus (bakat) mulai
menunjukkan kecenderungan-kecenderungan yang lebih jelas.
Perkembangan Moral
Perkembangan Moral
Adanya ambivalensi
antara keinginan bebas dari dominasi pengaruh orang tua dengan kebutuhan dan
bantuan dari orang tua. Dengan sikapnya dan cara berfikirnya yang kritis
seorang remaja mulai mengiuji kaidah-kaidah atau sistem nilai etis dengan
kenyataannya dalam perilaku sehari-hari oleh para pendukungnya.
Perkembangan Spiritual
Perkembangan Spiritual
Seorang remaja mampu memahami konsep abstrak dan menginterpirasikan analogi
serta simbol-simbol. Mereka mampu berempati, berfilosofi, dan berfikir secara
logis. Kemudian mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan
mulai dipertakan secara kritis dan skeptis. Penghayatan kehidupan keagamaan
sehari-hari dilakukan atas pertimbangan adanya semacam tuntutan yang
memaksa dari luar dirinya. Dan masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidup.
Perkembangan Sosial
Remaja harus mampu membebaskan diri mereka dari dominasi keluarga dan
menetapkan sebuah identitas yang mandiri dari kewenangan keluarga. Masa remaja
adalah masa dengan kemampuan bersosialisasi yang kuat terhadap teman dekat dan
teman sebaya.
METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan model pembelajaran diatas, beberapa metode
yang dapat digunakan adalah:
1) Diskusi
2) Eksperimen
3) Demonstrasi
4) Simulasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar