Minggu, 19 Maret 2017

IMPLIKASI PENDIDIKAN PADA TAHAP PERKEMBANGAN



 Pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar (Whiterington, 1982:10). Dari pengertian di atas terlihat adanya kaitan yang sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Jadi pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua orang dapat diperlakukan dengan porsi yang sama. Dengan adanya perbedaan rentang usia pastinya terdapat daya tampung ilmu yang berbeda-beda tiap rentangnya. Oleh sebab itu terbentuklah suatu jenjang pendidikan yang disesuaikan dengan usia dan kapasitasnya masing-masing. Adapun 4 jenjang pendidikan itu sendiri terdiri dari : PG/TK, SD, SMP, dan SMA.

1. MASA KANAK-KANAK AWAL (Pra sekolah 2-4 tahun/TK atau Playgroup 4-5,6 tahun)
Pada masa ini anak-anak memiliki tahap perkembangan dalam pendidikan sebagai berikut :
    a) Belajar perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin.
    b) Kontak perasaan dengan orang tua, keluarga dan orang lain. 
    c) Pembentukan pengertian sederhana, meliputi realitas fisik dan realitas sosial. 
    d) Belajar apa yg benar dan apa yg salah; perkembangan kata hati.

Metode Belajar yang Tepat untuk PG/TK
Anak-anak pada usia prasekolah memiliki cirri khas yaitu bermain. Metode pembelajaran melalui bermain adalah metode belajar yang paling tepat digunakan untuk PG/TK. Bermain merupakan aktivitas yang positif bagi anak, karena terkandung bermacam-macam fungsi dalam pengembangan kemampuan fisik, motorik, intelektual, bahasa, emosi, dan sosial.
Untuk mengembangkan stimulasi kreativitas pada anak, tenaga pendidik dapat memberikan waktu luang pada anak. Biarkan anak menggunakan imajinasinya untuk mengeksplorasi dunia kecilnya.
Untuk mengendalikan emosi anak, tenaga pendidik dapat membicarakan ketakutan anak itu, memberinya rasa aman, serta membantu anak dalam mengendalikan emosinya.
Untuk mengendalikan sosial anak, tenaga pendidik dapat melibatkan anak dalam suatu kelompok sehingga anak dapat berinteraksi dengan anak-anak lain, belajar bekerja sama, dan melatih kemampuan sosialnya dalam memahami apa yang benar dan apa yang salah serta memahami sudut pandang orang lain.
Untuk pemahaman gender, tenaga pendidik harus memberikan pendekatan kepada anak tentang perbedaan biologis anak perempuan dengan anak laki-laki.

Strategi pembelajaran untuk anak PG/TK
Tenaga pendidik dapat melakukan hal-hal di bawah ini dalam mengajar anak-anak.
  •  Belajar melalui bernyanyi, dengan bernyanyi dapat membantu mengembangkan rasa percaya diri pada anak, mengembangkan daya ingat anak, dan kemampuan bahasa anak. 
  •  Belajar melalui bercerita, tenaga pendidik dapat memanfaatkan nilai-nilai positif dari cerita untuk mengembangkan pengetahuan sosial anak, menambah nilai moral dan pengalaman belajar untuk mendengarkan.
 2. MASA KANAK-KANAK AKHIR  
Metode Belajar Untuk Anak SD (Anak-AnakAkhir)
Berdasarkan perkembangan usia anak-anak akhir tersebut maka kita harus memilah metode mana saja yang tepat untuk usia 6-11 tahun tersebut, diantaranya :
  • Metode “chungking
Metode chungking adalah metode yang memudahkan siswa dalam mengingat sesuatu. Misalnya mengingat sederet kata: sapi, rumput, lapangan, tennis, air, anjing, danau. Dalam hal ini siswa bisa mempergunakan metode chunking untuk mengingat kata tersebut, yaitu : “SAPI terlihat makan RUMPUT disamping LAPANGAN TENIS. Setelah itu ia meminum AIR yang tidak jauh dari ANJING yang sedang memandang DANAU di seberang.”

Cara yang efektif dalam metode ini adalah banyak bertanya. Apabila guru sudah banyak memberikan instruksi kepada siswa untuk menghafal sesuatu, siswa harus diberi pertanyaan yang banyak terkait dengan materi yang dipelajari. Ini dilakukan untuk mengetahui letak kesulitan siswa dalam menghafal sehingga guru bisa langsung membantu permasalahannya tersebut.
  • Metode Belajar Kolaboratif
Metode belajar kolaboratif ini adalah kegiatan belajar dimana siswa SD dibagi dalam beberapa kelompok dan bekerja sama dalam menyelesaikan masalah untuk menempuh suatu tujuan. Metode belajar kelompok ini juga bermanfaat dalam mengasah kemampuan sosial anak, bekerja sama dengan teman yang lain, dan menjadi pemimpin dalam sebuah kelompok. Metode ini dapat juga mengasah kemampuan komunikasi komunikatif anak.

  • Metode Alat Peraga dan Contoh Konkret
Mengacu pada Piaget, bahwa anak usia 6-11 tahun berada dalam tahap operasional konkret bahwa anak akan menangkap objek secara nyata dan benda-benda konkret maka menggunakan alat peraga dan simbol adalah alat bantu yang baik untuk memahami materi pembelajaran yang disampaikan guru. Misalnya, dengan mempraktikkan gaya pegas dengan langsung membawa ketapel, atau menghitung penjumlahan dan pengurangan  dengan sempoa.

 3. REMAJA
Ciri-ciri Perkembangan Remaja

Perkembangan remaja terlihat dengan ciri-ciri sebagai berikut : 
Perkembangan Biologis
Perubahan fisik seperti pubertas merupakan hasil aktifitas hormonal dibawah pengaruh sistem saraf pusat. Perubahan fisik yang sangat jelas tampak pada pertumbuhan peningkatan fisik dan pada penampakan serta perkembangan karakteristik seks sekunder.
Perkembangan Psikologis
Teori psikososial tradisional menganggap bahwa kritis perkembangan pada masa remaja menghasilkan terbentuknya identitas. Pada masa remaja mereka mulai melihat dirinya sebagai individu yang lain.
Perkembangan Kognitif
Berfikir kognitif mencapai puncaknya pada kemampuan berfikir abstrak. Remaja tidak lagi dibatasi dengan kenyataan dan aktual yang merupakan ciri periode konkret, remaja juga memerhatikan terhadap kemungkinan tentang hal yang akan terjadi. Proses berfikir sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal (asosiasi,diferensiasi, komparasi, kausalitas) yang bersifat abstrak, meskipun relatif terbatas. Kecakapan dasar intelektual menjalani laju perkembangan yang terpesat dan cepat. Kecakapan dasar khusus (bakat) mulai menunjukkan kecenderungan-kecenderungan yang lebih jelas. 
Perkembangan Moral
Adanya ambivalensi antara keinginan bebas dari dominasi pengaruh orang tua dengan kebutuhan dan bantuan dari orang tua. Dengan sikapnya dan cara berfikirnya yang kritis seorang remaja mulai mengiuji kaidah-kaidah atau sistem nilai etis dengan kenyataannya dalam perilaku sehari-hari oleh para pendukungnya.
Perkembangan Spiritual
Seorang remaja mampu memahami konsep abstrak dan menginterpirasikan analogi serta simbol-simbol. Mereka mampu berempati, berfilosofi, dan berfikir secara logis. Kemudian mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan mulai dipertakan secara kritis dan skeptis. Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan atas pertimbangan  adanya semacam tuntutan yang memaksa dari luar dirinya. Dan masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidup.
Perkembangan Sosial
Remaja harus mampu membebaskan diri mereka dari dominasi keluarga dan menetapkan sebuah identitas yang mandiri dari kewenangan keluarga. Masa remaja adalah masa dengan kemampuan bersosialisasi yang kuat terhadap teman dekat dan teman sebaya.

METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan model pembelajaran diatas, beberapa metode yang dapat digunakan adalah:
1)   Diskusi
2)   Eksperimen
3)   Demonstrasi 
4)   Simulasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar